Senin, 02 November 2015

Keripik JADUNG




Ibu Eka Fujawati, 45 tahun, sebelumnya tidak menyangka bahwa usahanya membuat keripik singkong akan bertahan lama. Usaha keripik singkong dirintis bersama suami dan anaknya sejak tahun 2007 dengan adanya bantuan dari program Bawaku (Bantuan Walikota Kredit Usaha) yang digulirkan oleh Walikota Bandung Drs. Dada Rosada. Melalui program Bawaku, diperoleh bantuan modal sejumlah Rp. 500.000. Selanjutnya usaha tersebut berkembang dengan adanya suntikan pinjaman bergulir sejumlah Rp. 2.000.000 dari UPK BKM Bina Karya kelurahan Garuda kecamatan Andir. 

Produk yang dihasilkan memiliki keunikan tersendiri. Keripik yang dihasilkan berbentuk keriting, tidak seperti umumnya keripik singkong lain yang selama ini beredar di masyarakat. Melalui tahapan pengupasan singkong, kemudian disugu, digoreng, dispinner/disaring minyaknya, kemudian diberi bumbu aneka rasa, dan tahapan terakhir dimasukkan dalam kemasan dan diberi label, keripik singkong yang diberi nama JADUNG ini, tak bisa dipandang sebelah mata dan layak untuk disandingkan dengan Keripik Ma Icih dan Karuhun. Dua branch mark keripik singkong di Kota Bandung yang sangat terkenal dalam 2 tahun belakangan ini.

Keripik JADUNG masih diproduksi dengan peralatan sederhana, yaitu menggunakan 2 buah sugu yang dibuat sendiri oleh suaminya yang merangkap juru masak, 2 buah katel, susuk dan serok, kemudian spinner 1 unit, mesin molen pembuat bumbu 1 unit dan timbangan digital. Keripik JADUNG berhasil meraih prestasi sebagai Juara Kategori III Lomba Olahan Hasil Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, keripik JADUNG pernah mengikuti kegiatan Pameran Industri Pertanian  Pangan dan Perikanan. Dalam pengembangan usahanya, Ibu Eka  mendapat pembinaan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung sejak tahun 2013. Pembinaan antara lain dalam pengembangan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan.

Berlokasi di kelurahan Garuda kecamatan Andir, produksi Keripik JADUNG dihasilkan dari 2 tempat yang berbeda. Rumah tinggal yang saat ini ditempati, difungsikan untuk tahapan produksi pengupasan, penyuguan dan packaging. Sementara ruang kecil di rumah orang tua Ibu Eka, masih dalam lingkungan RT yang sama, difungsikan sebagai tempat penggorengan dan pengeringan.  

Memiliki 6 rasa, yaitu original, balado, rendang, jagung manis, asin pedas dan keju, Keripik JADUNG dipasarkan oleh mahasiswa di beberapa kampus (Unpad, UPI, Widyatama), kemudian pegawai yang bekerja di beberapa SKPD, LAN, Pabrik Ceres, PT Inti, Bank BJB, coffea dan restoran (Rumah Makan Laksana dan Ampera), hotel Cipaku dan toko kue Erlanda. Ibu Eka memiliki impian, usaha yang dirintisnya dapat terus maju, antara lain ditandai dengan bertambahnya tenaga kerja menjadi 10 – 20 orang dari semula 3 orang, kemudian kapasitas produksi dari semula 20 kg menjadi 100 kg dan dapat berproduksi 100 bungkus/hari. 

Adanya program BDC (Bussines Development Center) di Kota Bandung, memberikan harapan untuk terwujudnya impian Ibu Eka. Melalui BDC, diharapkan ada peningkatan kualitas produksi dan kemasan keripik JADUNG serta peningkatan keterampilan tenaga kerja yang dibinanya. Ibu Eka berharap agar BDC dapat menjembatani KSM untuk lebih maju dan mandiri.