Selasa, 10 Juni 2014

Tour de Jabar


Gergaji Mesti Diasah

Sebagaimana ‘tradisi’, bulan Januari sd Maret, adalah masa kritis. Pertempuran antara kepentingan dan kebutuhan. Kepentingan proyek agar seluruh BLM dapat diserap habis, baik untuk Tridaya maupun BLM untuk pelatihan masyarakat. Kebutuhan bagi masyarakat yang dengan setia berjibaku membangun daerahnya dan dahaga untuk mendapatkan penguatan dengan bekal yang berlimpah melalui Pelatihan Masyarakat (Pelmas). Di sisi lain, kebutuhan fasilitator di triwulan pertama yang lagi-lagi mengalami keterlambatan gaji, seakan tak mau ketinggalan, turut berkompetisi dalam pertempuran tersebut.

Pemanfaatan BLM dan pelaksanaan Pelmas, akhirnya dapat dituntaskan. Meski terdapat temuan, melalui audit oleh akuntan publik maupun inspektorat dan BPKP, di banyak lokasi, pemanfaatan BLM mencerminkan kekuatan dan kebulatan tekad seluruh pelaku sehingga menghasilkan karya terbaik. Sementara pelmas, yang dibenturkan dengan pemanfaatan BLM, menjadi sedikit terabaikan. Meski demikian, di banyak lokasi, pelmas dikemas dengan baik, dan diikuti dengan antusias. Ujungnya, menumbuhkan keyakinan bahwa ‘gergaji mesti diasah’, jangan terus-terusan dipakai karena suatu waktu akan menjadi tumpul dan tidak tajam.  

Tour de Jabar

Berawal dari sebuah ‘promosi’ kecil dalam rakor rutin yang dilaksanakan oleh teman-teman di Kabupaten Bandung, langkah berikutnya menjadi berkembang dan terbentang panjang. Sejurus kemudian, via SMS, informasi ESQ/materi motivasi, disampaikan pada semua Walikota/Bupati PNPM di Jabar. Beragam tanggapan muncul, terutama dikaitkan dengan tahun politik. Hadeeeeeuuuuuh (tepok jidat).  Di sisi lain, jalur bawah tanah pun terbentuk secara alami. Iklan berkembang di antara Tim Faskel, FKA BKM, dan di jejaring sosial.

Desa Padamulya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, menjadi desa pertama yang dikunjungi. Dilaksanakan pada 29 Januari 2014, bertempat di SDN 1 Padamulya, saya berkesempatan mengisi materi dalam pelmas untuk UPS. Berikutnya loncat ke cluster kecamatan, yaitu Majalaya, Cileunyi dan Cimenyan Kabupaten Bandung, kemudian kecamatan Lembang dan Cimareme Kabupaten Bandung Barat, kecamatan Tajur Halang dan Cibinong Kabupaten Bogor, kecamatan Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Andir, Bojongloa Kidul dan Bandung Kulon Kota Bandung. 

Selanjutnya kecamatan Beji, Cipayung, Cilodong dan Sukmajaya Kota Depok, kecamatan Jatisampurna dan Bekasi Barat Kota Depok, serta cluster kota di Kabupaten Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Di beberapa kecamatan, materi motivasi dilanjutkan ke tingkat kelurahan/desa dengan peserta yang berbeda dan bertambah banyak. Total 42 pelmas, di 9 kota/kabupaten yang terdiri dari 4 cluster kota/kabupaten, 18 cluster kecamatan/tim dan 20 tingkat kelurahan/desa. Pelmas di kelurahan Caringin kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung, menjadi lain karena terdapat peserta yang pingsan dalam sesi Refleksi Diri. Sementara di  kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, materi motivasi dilaksanakan dari siang hingga tuntas di malam hari. Terakhir cluster kota di Kabupaten Bogor dengan peserta lebih dari 300 orang.

Catatan Kecil

Mengunjungi 9 kota/kabupaten, memberikan banyak hal. Tapi cukup diungkap dari 3 sisi, yaitu pelaksanaan pelmas itu sendiri, materi motivasi dan hal lain yang diperoleh, ketika dalam perjalanan pergi dan pulang serta selama berada di lokasi pelaksanaan pelmas. Kesiapan BKM yang menjadi panitia dan diback-up total oleh tim, kehadiran peserta dengan karakter yang beragam, ketersediaan peralatan mendasar seperti spidol dan lakban di luar infocus dan soundsystem, ketersediaan waktu yang dialokasikan untuk materi motivasi, konsumsi yang berbeda penyajian dan penyerahannya, beragam doorprize yang disiapkan panitia dan tim faskel, dan suasana pelatihan sebelum masuk materi motivasi. Tidak terlupakan, beragamnya ‘buah tangan’ yang diberikan oleh panitia. Kemudian di akhir acara, beberapa peserta melakukan copy file materi tersebut.

Sementara dari materi motivasi, muatannya menjadi tambah ‘makmur’ dan bervariasi. Materi ini awalnya berdasarkan catatan kecil di handphone sebagaimana telah saya ungkap dalam Out Of The Box II edisi 18 April 2011. Seiring waktu, materi motivasi dipadupadankan dengan materi yang saya peroleh pada saat TOT Pemanas di Lembang tahun 2012. Saat ini, secara keseluruhan, materi tersebut berisi 14 materi yang terdiri 2 tayangan film dan 12 slide. Di dalamnya terdapat juga 7 lagu dan beberapa game. Seluruh materi dibagi dalam 3 sesi, yaitu sesi Motivasi, Kebersamaan dan Refleksi Diri. Di banyak lokasi, karena keterbatasan waktu, hanya selesai di sesi Motivasi. Tapi di beberapa lokasi, materi bisa tuntas hingga 3 sesi.

Dari sisi lain, yaitu selama perjalanan ke 9 kota/kabupaten tersebut, banyak hal yang menggambarkan betapa Jabar dan Indonesia itu luas dan beunghar, tapi tak berdaya dengan serbuan dan pertambahan penduduk, geliat ekonomi dan dampak yang mengiringinya. Betapa merananya warga Ciawi sepanjang jalur puncak, menerima takdir di setiap akhir pekan untuk menjalani aturan ‘one way’. Sarana transportasi yang demikian terbatas, tidak terpadu, tidak layak karena sudah uzur dan karatan serta pengenaan tarif yang tidak beraturan. 

Berikutnya trotoar yang aneka rupa dan banyak gaya. Di satu titik, trotoar belum dibuat, di titik lain, trotoar dibangun di atas drainase dan di titik lainnya, trotoas dijejali PKL. Pejalan kaki terpinggirkan. Berikutnya kondisi jalan yang rusak dengan tingkat kemacetan hebat. Pasukan ninja – pengendara sepeda motor – demikian merajai jalanan, seakan hanya dirinya yang mesti lebih dulu sampai ke tujuan. Hal lainnya, menyoroti kantor kelurahan/kepala desa, kantor polsek, gedung sekolah, terminal, WC umum, musholla, dll. Bisakah memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat, sementara aparatnya bekerja dengan fasilitas yang tidak memadai dan nyaman?  Banyak gedung/kantor/fasilitas umum yang tidak terawat, seakan menguatkan adagium bahwa kita hanya bisa membangun, tapi tidak pandai merawat. Sisi lain sesuai nafas kita, adalah kumuhnya sebuah wilayah dengan beragam masalah di dalamnya. Bom waktu yang dapat berakibat massal dan dahsyat. Duh, Gusti, pasihan kekuatan pada kami untuk dapat berkontribusi membangun negeri.

Berbagi
Akhirnya, dengan niatan untuk berbagi sebatas yang saya bisa, ada suatu keinginan untuk menyebarkan materi motivasi ini ke seluruh wilayah di Indonesia. Cita-cita agar semakin banyak pelaku yang bisa menyebarkan materi ini. Harapan agar semakin banyak warga yang bisa menikmati materi ini karena hidup adalah untuk berbagi.

Out Of The Box II