Aktif di gerakan sosial mempunyai tantangan tersendiri. Bersifat kerelawanan. Menyediakan waktu yang ada untuk berbagai kebutuhan dan kegiatan lainnya di akhir pekan. Prioritas kegiatan keluarga karena hanya di Hari Sabtu dan Ahad bisa ketemu. Selanjutnya berupaya untuk terlibat dalam gerakan sosial.
Setelah mengikuti Orientasi Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kota Bandung di bulan Januari 2019, kegiatan yang diikuti baru satu kali, yaitu setelah adanya musibah banjir di Pasirjati Komplek Perumahan Jati Endah Regency. Musibah yang terjadi hari Ahad, 10 Februari 2019 itu, antara lain menyebabkan 6 rumah rusak total dan 3 orang meninggal dunia.
Musibah tersebut menimpa saudara sepupu dari garis kakek. Rumah di Blok B-8, hanya menyisakan teras dan kamar depan. Sementara atap dan bagian lainnya, tergerus hancur oleh air bah yang menyapu pondasi rumah dari bagian belakang.
Senin 11 Februari 2019, berkesempatan berkunjung ke lokasi musibah. Tim Basarnas dan Relawan dari berbagai organisasi, berjibaku membersihkan area dari tumpukan lumpur dan berbagai sampah. Beberapa Tim Relawan yang berada di lokasi, antara lain Dompet Dhuafa, Daarut Tauhid, ACT, TNI, Polisi, PU, dll.
Secara bertahap, kegiatan pembersihan rumah bergerak satu demi satu. Sebelum pembersihan, semua tim mengeluarkan kendaraan motor dan mobil yang terendam banjir yang berada di teras rumah.
Truk hilir mudik mengangkut endapan lumpur dan sampah untuk dibawa keluar dari lokasi. Hingga ba'da Dhuhur, rumah Blok-8 mendapat giliran untuk dilakukan pembersihan. Meski tanpa persiapan yang baik (tidak pake sepatu booth, sarung tangan dan topi), sy coba bantu untuk angkat dan angkut memindahkan barang2 yang masih bisa dipakai.
Aksi kedua, berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana sebagai bentuk peduli terhadap peristiwa penembakan terhadap muslim yang sedang mempersiapkan diri untuk shalat Jumat di dua masjid di Selandia Baru. Aksi Peduli Selandia Baru dilaksanakan di acara Car Free Day di sepanjang jalan Dago (Jalan Ir. H. Djuanda). Berangkat pake kemeja (salah kostum, harusnya kaos dan pake sapatu olah raga), tiba di lokasi 5 menit menjelang pukul 6 pagi di seputaran RS Santo Boromeus.
Selanjutnya adalah atribut lembaga sebagai hal yang sangat penting, seperti Topi, Rompi, Kaos, PIN, dan Sunduk (Kantong untuk menerima uang donasi, berasal dari Bahasa Arab). Tak kalah penting, adalah spanduk dan banner. Jangan lupa dengan pengeras suara berupa Sound System mobile. Jangan ketinggalan juga, tali plastik (rafia) untuk mengikatkan spanduk.
Sebelum dimulai, diadakan breafing oleh Korlap, Teh Fuji. Dijelaskan maksud dan tujuan dari Aksi. Setiap personil harus bisa menjelaskan maksud dan tujuan aksi jika ada warga yang bertanya, meskipun sebenarnya sudah dapat diketahui informasinya yang sudah tertuang dalam banner dan spanduk. Teh Fuji membagi tugas setiap personil. Riyan berorasi. Bekti pegang Sunduk. Iqbal dan Fadly pegang banner. Zae pegang spidol. Teh Rina jaga titik lokasi. Aku? Bawa muter soundsystem.
Muter di sepanjang jalur CFD, berorasi dan mengajak berdonasi, membuat warga yang hadir jadi tertarik. Apalagi ketika takbir beberapa kali dikumandangkan.
Beberapa warga yang duduk di median jalan sambil menikmati panggung musik di beberapa titik tertentu, menjadi target untuk didekati, diberi info dan diajak untuk peduli terhadap peristiwa di Selandia Baru itu. Alhamdulillah ada yang merogoh sakunya, mengeluarkan dompetnya dan memasukkan rupiahnya. Senang bangettts ada warga yang langsung tergerak seperti itu.
Sesekali didekati warga atau komunitas lainnya untuk mampir dan membubuhkan dukungannya di spanduk penggalangan tanda tangan. Warga dan komunitas yang mampir, antara lain Pahlawan Animasi, yaitu Spiderman. Berikutnya komunitas KEBUMIAN dari ITB yang melakukan aksi Gerakan Pungut Sampah (GPS), GMKI, Aksi Peduli Palestina, dll.
Hal lain yang seru, adalah menjadi model untuk pengambilan gambar oleh Photografer yang entah kenapa lupa untuk ditanyakan dari media manadia berasal. Beberapa kali gaya dan pose dia jepret. Berjajar berdua. Kemudian bertiga. "Eit...stop dulu... hp jangan dipegang...dimasukin dulu ke saku", kemudian...jepret..jepret...
Aksi Peduli Selandia Baru saat itu, terkumpul dana lebih dari 2 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar