Pekerjaan sebagai konsultan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Perkotaan (PNPM – MP), membuat saya dapat
menetap di beberapa kota. Diawali tahun 1999 dengan sebutan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), tugas sebagai fasilitator saya jalani
di Kelurahan Sukatani Kecamatan Cimanggis Kota Depok Jabar. Di akhir kontrak,
yaitu 2011, saya melangsungkan pernikahan dengan Aam Faridah, kebetulan
bertugas di kecamatan yang sama hanya berbeda kelurahan, tapi
tetangga-bersebelahan, yaitu Kelurahan Harjamukkti. Kata orang, Cinta Lokasi.
Tahun 2002 – 2004, tugas P2KP selanjutnya dijalani
di Kota Bandung, kota sendiri. Setelah 3 tahun pernikahan, kami diberi anugerah
pada 21 November 2004 dengan lahirnya Alfiyah Nur Azizah di RBIA Al-Islam
Cibeunying Bandung. Dua hari kemudian, Alfiyah saya tinggalkan selama 7 hari
untuk mengikuti pelatihan di Yogyakarta. Selanjutnya, sejak awal Desember 2004
hingga April 2006, Alfiyah mendapati ayahnya hanya 3-4 hari dalam sebulan.
Kalau ketemu tanggal merah, bisa jadi 1 minggu.
Pada 8 November 2006, saat bertugas di Kota Sibolga
Sumut, lahir putri kedua kami, Alfiyah Nur Hamidah. Persis 1 minggu setelah Lebaran.
Ekahan pun dilangsungkan tanpa kehadiran sosok ayahnya. Sempat terpikir
peliknya untuk sekedar pulang melihat Alifah, namun pada akhir Desember 2004,
pihak KMW (Konsultan Managemen Wilayah) 5 Sumut, menunjuk saya dan 3 orang
lainnya untuk mengikuti pelatihan Pemandu di Puncak Kabupaten Bogor. Kesempatan
itu saya gunakan juga untuk dekat bersama keluarga, terutama menggendong Alfiyah
dan Alifah.
Berawal dari kirim berita dan bertanya kabar
melalui handphone, SMS dari istri, mulai pertengahan Juli 2005, saya salin dan
disimpan dalam sebuah buku kecil. Tidak semuanya. Dipilih SMS yang
menggambarkan pertumbuhan anak-anak beserta kondisi dan lingkungan di
sekitarnya serta peristiwa yang dialaminya. Kebiasaan tersebut terus berlanjut
hingga saya bertugas di Kota Sibolga dan Padangsidimpuan Sumut (tahun 2006-2009),
Kota Bekasi (tahun 2009-20013) dan hingga saat ini bertugas di Kabupaten Bogor.
Tidak terasa SMS tersebut telah disalin dalam 3 buah buku tulis.
Kini kami dikaruniai 3 anak, Alfiyah Nur Azizah (9
tahun), Alifah Nur Hamidah (7 tahun) dan Muhammad Tsaqib Nurrahim (4 tahun).
Pertengahan Juli 2013 setelah Shalat Tarawih, iseng
saya bacakan beberapa SMS di hadapan Alfiyah dan Alifah. Yaitu : SMS tanggal 24
Juli 2005, jam 14.00 WIB, “Ayah, kami baru pulang dari Situ Aksan. Selain
nyecep, tadi ada saudara Mang Didi yang nikahan. Jadi sekalian. Mulai pagi,
Alfiyah dah bisa minta makan sambil bilang “emmmamm”..Alfiyah dan Alifah yang
mendengar cerita itu, saling pandang dengan melempar senyuman.
Kemudian saya lanjutkan, SMS tanggal 16 November
2005, jam 18.49 WIB, “Tadi ada Tante Nur. Terus datang juga Jasmin dan Galuh.
Terus Alfiyah bobo, ibu nyuci. Sekarang kita mau nginap di nenek. Barusan
Alfiyah maju selangkah lho. Kata nenek, kalau kita pindah ke Banyumas, kakek
dan nenek mau ikut nganter lho”.
Ya, semula SMS tersebut hanya menjadi spirit bagi
saya. Sekarang salinannya bisa saya bacakan sebagai cerita sebelum anak-anak
tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar