Gergaji Mesti
Diasah
Sebagaimana ‘tradisi’, bulan Januari sd Maret, adalah
masa kritis. Pertempuran antara kepentingan dan kebutuhan. Kepentingan proyek
agar seluruh BLM dapat diserap habis, baik untuk Tridaya maupun BLM untuk
pelatihan masyarakat. Kebutuhan bagi masyarakat yang dengan setia berjibaku
membangun daerahnya dan dahaga untuk mendapatkan penguatan dengan bekal yang
berlimpah melalui Pelatihan Masyarakat (Pelmas). Di sisi lain, kebutuhan
fasilitator di triwulan pertama yang lagi-lagi mengalami keterlambatan gaji,
seakan tak mau ketinggalan, turut berkompetisi dalam pertempuran tersebut.
Pemanfaatan BLM dan pelaksanaan Pelmas, akhirnya
dapat dituntaskan. Meski terdapat temuan, melalui audit oleh akuntan publik
maupun inspektorat dan BPKP, di banyak lokasi, pemanfaatan BLM mencerminkan
kekuatan dan kebulatan tekad seluruh pelaku sehingga menghasilkan karya
terbaik. Sementara pelmas, yang dibenturkan dengan pemanfaatan BLM, menjadi
sedikit terabaikan. Meski demikian, di banyak lokasi, pelmas dikemas dengan
baik, dan diikuti dengan antusias. Ujungnya, menumbuhkan keyakinan bahwa
‘gergaji mesti diasah’, jangan terus-terusan dipakai karena suatu waktu akan
menjadi tumpul dan tidak tajam.
Tour de Jabar
Berawal dari sebuah ‘promosi’ kecil dalam rakor rutin
yang dilaksanakan oleh teman-teman di Kabupaten Bandung, langkah berikutnya
menjadi berkembang dan terbentang panjang. Sejurus kemudian, via SMS, informasi
ESQ/materi motivasi, disampaikan pada semua Walikota/Bupati
PNPM di Jabar. Beragam tanggapan muncul, terutama dikaitkan dengan tahun
politik. Hadeeeeeuuuuuh (tepok jidat). Di sisi lain, jalur bawah tanah pun terbentuk
secara alami. Iklan berkembang di antara Tim Faskel, FKA BKM, dan di jejaring
sosial.
Desa Padamulya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, menjadi
desa pertama yang dikunjungi. Dilaksanakan pada 29 Januari 2014, bertempat di
SDN 1 Padamulya, saya berkesempatan mengisi materi dalam pelmas untuk UPS.
Berikutnya loncat ke cluster
kecamatan, yaitu Majalaya, Cileunyi dan Cimenyan Kabupaten Bandung, kemudian
kecamatan Lembang dan Cimareme Kabupaten Bandung Barat, kecamatan Tajur Halang dan
Cibinong Kabupaten Bogor, kecamatan Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Andir, Bojongloa
Kidul dan Bandung Kulon Kota Bandung.
Selanjutnya kecamatan Beji, Cipayung, Cilodong dan
Sukmajaya Kota Depok, kecamatan Jatisampurna dan Bekasi Barat Kota Depok, serta
cluster kota di Kabupaten Bekasi,
Kota Sukabumi, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Di beberapa kecamatan, materi
motivasi dilanjutkan ke tingkat kelurahan/desa dengan peserta yang berbeda dan
bertambah banyak. Total 42 pelmas, di 9 kota/kabupaten yang terdiri dari 4 cluster kota/kabupaten, 18 cluster kecamatan/tim dan 20 tingkat
kelurahan/desa. Pelmas di kelurahan Caringin kecamatan Bandung Kulon Kota
Bandung, menjadi lain karena terdapat peserta yang pingsan dalam sesi Refleksi
Diri. Sementara di kecamatan Cibinong
Kabupaten Bogor, materi motivasi dilaksanakan dari siang hingga tuntas di malam
hari. Terakhir cluster kota di
Kabupaten Bogor dengan peserta lebih dari 300 orang.
Catatan Kecil
Mengunjungi 9 kota/kabupaten, memberikan banyak hal.
Tapi cukup diungkap dari 3 sisi, yaitu pelaksanaan pelmas itu sendiri, materi
motivasi dan hal lain yang diperoleh, ketika dalam perjalanan pergi dan pulang
serta selama berada di lokasi pelaksanaan pelmas. Kesiapan BKM yang menjadi
panitia dan diback-up total oleh tim, kehadiran peserta dengan karakter yang
beragam, ketersediaan peralatan mendasar seperti spidol dan lakban di luar infocus dan soundsystem, ketersediaan waktu yang dialokasikan untuk materi
motivasi, konsumsi yang berbeda penyajian dan penyerahannya, beragam doorprize yang disiapkan panitia dan tim
faskel, dan suasana pelatihan sebelum masuk materi motivasi. Tidak terlupakan,
beragamnya ‘buah tangan’ yang diberikan oleh panitia. Kemudian di akhir acara,
beberapa peserta melakukan copy file
materi tersebut.
Sementara dari materi motivasi, muatannya menjadi
tambah ‘makmur’ dan bervariasi. Materi ini awalnya berdasarkan catatan kecil di
handphone sebagaimana telah saya ungkap dalam Out Of The Box II edisi 18
April 2011. Seiring waktu, materi motivasi dipadupadankan dengan materi yang saya peroleh pada
saat TOT Pemanas di Lembang tahun 2012. Saat ini, secara keseluruhan, materi
tersebut berisi 14 materi yang terdiri 2 tayangan film dan 12 slide. Di
dalamnya terdapat juga 7 lagu dan beberapa game. Seluruh materi dibagi dalam 3
sesi, yaitu sesi Motivasi, Kebersamaan dan Refleksi Diri. Di banyak lokasi,
karena keterbatasan waktu, hanya selesai di sesi Motivasi. Tapi di beberapa
lokasi, materi bisa tuntas hingga 3 sesi.
Dari sisi lain, yaitu selama perjalanan ke 9
kota/kabupaten tersebut, banyak hal yang menggambarkan betapa Jabar dan
Indonesia itu luas dan beunghar, tapi tak berdaya dengan serbuan dan pertambahan
penduduk, geliat ekonomi dan dampak yang mengiringinya. Betapa merananya warga
Ciawi sepanjang jalur puncak, menerima takdir di setiap akhir pekan untuk
menjalani aturan ‘one way’. Sarana transportasi yang demikian terbatas, tidak
terpadu, tidak layak karena sudah uzur dan karatan serta pengenaan tarif yang
tidak beraturan.
Berikutnya trotoar yang aneka rupa dan banyak gaya.
Di satu titik, trotoar belum dibuat, di titik lain, trotoar dibangun di atas
drainase dan di titik lainnya, trotoas dijejali PKL. Pejalan kaki
terpinggirkan. Berikutnya kondisi jalan yang rusak dengan tingkat kemacetan
hebat. Pasukan ninja – pengendara sepeda motor – demikian merajai jalanan, seakan
hanya dirinya yang mesti lebih dulu sampai ke tujuan. Hal lainnya, menyoroti kantor
kelurahan/kepala desa, kantor polsek, gedung sekolah, terminal, WC umum,
musholla, dll. Bisakah memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat, sementara
aparatnya bekerja dengan fasilitas yang tidak memadai dan nyaman? Banyak gedung/kantor/fasilitas umum yang tidak
terawat, seakan menguatkan adagium bahwa kita hanya bisa membangun, tapi tidak
pandai merawat. Sisi lain sesuai nafas kita, adalah kumuhnya sebuah wilayah
dengan beragam masalah di dalamnya. Bom waktu yang dapat berakibat massal dan
dahsyat. Duh, Gusti, pasihan kekuatan
pada kami untuk dapat berkontribusi membangun negeri.
Berbagi
Akhirnya, dengan niatan untuk berbagi sebatas yang saya bisa, ada suatu keinginan untuk menyebarkan materi motivasi ini ke seluruh wilayah di Indonesia. Cita-cita agar semakin banyak pelaku yang bisa menyebarkan materi ini. Harapan agar semakin banyak warga yang bisa menikmati materi ini karena hidup adalah untuk berbagi.
Out Of The Box II
Out Of The Box II